Mungkin, kamu ngga akan pernah baca ini. Oh, mungkin juga suatu saat ada setan merasuki pikiran kamu, dan membuat kamu lebih tergoda untuk membaca tulisan ku daripada berkutat dengan laptop dan game-game online yang sudah menjadi dunia mu sekarang.
Tahukah kamu, aku selalu menghindari agar tidak terlelap sepulang sekolah ataupun di malam hari, sebelum LED merah ku menyala dengan pesan kabar dari mu sudah selamat sampai tujuan. Secapek apapun aku, seberat apapun buku-buku di dalam tas ku, se-bad mood apapun aku seharian. Aku selalu menunggu kabar mu.
Tahukah kamu, aku selalu kesal dan merasa terabaikan, selalu merasa diacuhkan ketika kamu jauh lebih peduli dengan game-game kesayangan mu daripada sekedar mengangkat telvon ku, atau pun sekedar membalas chat ku. Tapi aku tau, itu dunia mu. Itu hal yang mungkin bisa membuat mu terhibur melebihi kehadiran ku. Tidak apa-apa, aku coba untuk mengerti.
Tahukah kamu, aku selalu memberimu pesan-pesan yang berderet panjang ketika kamu bilang, kamu akan pergi bersama teman-teman mu yang aku tau pergaulan mereka 'berbeda' dengan jati dirimu. Aku tidak mau hidup mu menjadi seperti lelaki lain di luar sana yang liar. Ya, aku takut mereka memberimu pengaruh yang bahkan bisa menghancurkan kepercayaan orang tua mu terhadap mu.
Tahukah kamu, aku menangis melihat mu kehilangan semangat mu. Melihat mu meratapi segala kesalahan-kesalahan yang pernah kau perbuat, karena ku tau, aku tidak mungkin bisa mengubah hal-hal itu.
Tahukah kamu, aku selalu mencoba untuk selalu ada untuk mu. Walaupun sering, aku mencuri-curi keadaan yang tidak memungkinkan untukku menghubungi mu. Aku tidak peduli dengan mata ku yang mengantuk, dengan ocehan orang yang mengomeli ku karena terlalu sering berkutat dengan dunia ku, ya, kamu.
Tahukah kamu, aku rutin memeriksa timeline kamu, bahkan status facebook dan pesan di dalam nya. Bukan, bukan karena aku tidak mempercayaimu, tapi terlebih karena aku ingin tau segala hal yang bahkan belum sempat kamu ucapkan pada ku. Ya, aku ingin mengerti dirimu, bahkan melebihi apa kamu mengerti dirimu.
Kurangkah segala perhatian ku, kasih sayang ku untuk mu?
Ya, aku tidak pernah meminta seluruh waktu, ataupun perhatian mu. Berikan aku setengah nya, itu sudah cukup untukku. Sesulit itu-kah?
Apa mungkin karena waktu, kamu pun perlahan tidak mempedulikan bahkan mulai tidak bisa mendengar jeritan-jeritan yang secara tidak langsung ku lontarkan untukmu?
Try to look at my eyes. Eyes will never lie. Even when I said "I'm fine" to you. You know, I'm torn....